Hello, Memory [Part 9]
Ketika Maura menginjakkan kakinya di lantai kelas, saat itu juga napasnya terbuang panjang. Ruang kelas yang memuat sekitar 30 orang siswa ini bukannya sempit, kotor dan tidak bagus, hanya saja semua bangkunya sudah terisi penuh. Kalau nanti bertemu dengan Dewa lagi, Maura bakal protes. Gara-gara mengobrol dengannya tadi dia jadi tidak bisa memilih tempat duduk. Tapi untungnya karena tinggal di negara Indonesia yang dimana siswa siswinya selalu mengosongkan bangku di barisan depan, Maura pun bersyukur, karena itu justru menguntungkan buatnya. Maura akan lebih bisa berkonsentrasi belajar kalau duduknya di depan. Karena kalau sudah di barisan nomer tiga dari depan sampai ke belakang, fokusnya akan mudah hilang. Tapi ternyata memang nasibnya yang masuk ke kelas nyaris bel masuk begini, sisa bangku di barisan depan pun sudah habis saking penuhnya murid kelas ini. Untung saja tidak ada yang sampai harus lesehan di bawah. Maura menghentikan pandangannya ke arah sisa b...