Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Proposal

BAB I PENDAHULUAN 1.1    Latar Belakang Masalah             Maraknya pembicaraan tentang go green , ramah lingkungan, meminimalisir kemacetan, polusi udara dan lainnya membuat sebagian masyarakat mulai sadar tentang penggunaan kendaraan pribadi. Banyak  masyarakat yang beralih menggunakan moda transformasi umum sebagai pengganti kendaraan pribadi. Dan angkutan kota (angkot) pun menjadi salah satu transportasi pilihannya. Selain dapat mengurangi kemacetan, biaya transportasi angkot terbilang cukup murah. Dibandingkan harus mengeluarkan uang bensin untuk mobil yang dikendarai seorang diri.             Namun, banyak juga masyarakat yang masih tergolong baru menggunakan angkot belum tahu angkot mana yang harus mereka tumpangi untuk sampai ke tujuan. Tidak jarang mereka harus bertanya kepada orang sekitar angkot manakah yang melintasi tujuan mereka. Dan tidak sedikit juga mereka salah menaiki angkot dan justru jadi menghambat waktu mereka. Oleh karena itu, penulis ingin membantu

Kumpulan Puisi

****Puisi**** Hai, Luka oleh Inesia Pratiwi Hai, luka... Sampai kapan kau mau menggerogoti daging hatiku? Sampai berlubang? Berdarah-darah? Bernanah? Atau bahkan sampai hatiku tak berbentuk lagi? Kau gores, lalu kau tutup kembali. Kau silet, lalu kau rapatkan kembali. Tapi kini, kau biarkan menganga lebar, tanpa mau mengobatinya lagi. Dan sepertinya sudah tak ada lagi obat yang mampu menyembuhkannya. Sebenarnya, kau pikir terbuat dari apa hatiku ini, luka? Apa salah kalau aku kini memilih pergi? Apa ada lagi yang bisa membuatku mampu bertahan? Di saat karamnya luka mencabik-cabik hatiku dengan sesukanya. Aku mau menyelamatkan hatiku darimu, luka... Meski harus meninggalkan sisa cinta yang tak tahu sampai kapan kan mampu ku bawa. Karena ku yakin, Di saat tak ada yang mampu mengobati goresan luka di hati, hanya waktu yang bisa menyembuhkannya.

Kumpulan Puisi

****Puisi**** Teruntuk Pembentuk Luka oleh Inesia Pratiwi Kamu tau apa yang membuatku tetap bertahan? Karena aku masih menaruh harapan Ketika kamu mengikis harapanku, dengan pergi ke pelukannya, bisa tolong carikan jawaban mengapa aku tetap saja dengan bodohnya bertahan? Aku pernah mencoba berhenti bertahan untuk tetap mencintai kamu Sebelum segelintir harapan indah itu datang lagi, seperti barangkali kamu masih mencintaiku Namun nyatanya, segelintir harapan itu tidak pernah terjadi Nyatanya, selama ini memang hanya saya sang berjuang sendirian

Kumpulan Puisi

****Puisi**** Annoying Boy oleh Inesia Pratiwi Tak ada pamit yang kau coba ucap ketika pergi Meninggalkanku bersama sang hitam yang membentangi langit Setapak berlalu, menangis aku sendiri Basah pipiku, menjerit aku amat pahit Aku bersimpuh di atas bumi yang mendadak terasa sepi Langit menangis, memandikanku dengan sangat perih Beribu pertanyaan menyerang diri Entah oleh siapa jawaban itu dapat aku raih Sementara kau saja telah lama pergi Tak mengacuhkan ribuan kali Kau meninggalkan sesuka hati Tapi ku takkan bisa hindari Aku cuma bisa diam Kau sakiti, kau lukai Kau cabik hatiku sampai aku mati Menjadikan aku permainanmu Tapi ku takkan bisa hindari Sekali lagi..., aku cuma bisa diam

Kumpulan Puisi

****Puisi**** Pada Dilema oleh Inesia Pratiwi Aku jatuh pada dilema Dalam dua kubang hati Semakin kelam Terlalu dalam Di mana ada makna, Untuk sekian tanya? Ketika satu tak juga cukup Dan dua justru kacau Aku jadi seperti di bui Karena tak sanggup memilih

Kumpulan Puisi

****Puisi**** Demons oleh Inesia Pratiwi Ada gelap dalam diriku yang tak seorangpun tahu juga dirimu Sinar terang di matamu memantul jadi surya untukku Ada luka dalam hatiku bernanah jijik jika kau lihat Kututup rapat dengan gelapku hingga tak ada seorangpun tahu Tak ada harapan lagi bagiku kala luka itu semakin menggerogoti tubuhku Iblis di sekitarku bernyanyi menanti kematianku yang tak lama lagi Semakin melebar luka itu semakin menggelap aku menutupi itu Kebal ku rasa, mati perasa Habis dayaku, melumpuh aku Hingga sinarmu menyoroti menyelinap dalam gelap diriku Lalu habis gelapku dilawan sinarmu Membongkar luka yang ku sembunyikan selalu Kau melihatnya, sepenuhnya kini Tapi justru tak kau hindari Dengan sabar kau obati tanpa geli Pernah sekali kutanya padamu Kau jawab luka itu bukan aib gelapmu takkan menutupi, justru memupuki tetaplah hidup agar para iblis menangis

Kumpulan Puisi

****Puisi**** Pangeran Tertolak oleh Inesia Pratiwi Wahai pangeran... Tahtamu kau jadikan kuasa Duduk di singgasana dalam istana Rupamu kau jadikan senjata Dipuja seluruh dewi, tapi dikutuk seluruh dewa Sedikit bicara tapi mampu diterima Pantas saja kau begitu dingin, karena dayang - dayang selalu mengipasimu, bukan? Kau bilang kau tak butuh kehangatan, itu sebabnya matahari pun rela meleleh karenamu Semua yang kau ingin mudah kau dapati Para dewi menunggu kau datangi Ratu singa juga bisa kau takluki Bidadari pun siap kau sandingi Kecuali satu wanita, yang takkan sudi tunduk olehmu, sekalipun kau jadi raja di negeri Yaitu... sang puteri Karena sang puteri, hanya memimpikan pangeran bekuda putih Dan itu bukanlah dirimu

Kumpulan Puisi

****Puisi**** Hadirmu Semu oleh Inesia Pratiwi Di sini sepi Hujan yang bernyanyi Saat kau pergi Aku sendiri Terpenjara memori Sedangkan kau lari Hati membeku Izinkan tuk malam ini Di sisiku Setapak berlalu Siapa yang bicara? Membisu Tanda tanya di kepala Terbangkanlah ke langit